Mekar Redaksi Club | SMK N 2 Pekalongan
Media Kreativitas Pelajar

Bersinarlah Bintang Purnama Part 2

Sabtu, Mei 07, 2011
Hanya selang waktu setelah kepergian Bintang, kakak perempuannya telah Nampak dari depan pintu sambil mengeluarkan sepeda yang dikeranjangnnya terdapat bungkusan plastic hitam.

“Tadi Bintang ngomong apa ya”, gumamnya bingung sambil mengingat kata kata yang terdengar samar dari dapur.
Tanpa sepatah katapun dia pergi menunggangi sepedanya menuju tempat yang dituju.
Pas kakak perempuan bintang menghilang bintang kelihatan menuju kerumahnya. Saat di depan rumahnya bintang melirik kearah tanamannya yang masih keliatan kusam
“Lho kok masih kusam apa jangan jangan belum dimandiin sama kakak”, gumamnya demikian
Bintang masuk kerumahnya dan mengambil seember air mentah dengan ciduk plastic yang kekecilan. Dia berjalan pontang panting menuju kea rah tanaman itu. Satu persatu tanaman itu dimandikan tanpa menggunakan sabun. Hampir selesai memandikan tiba tiba
“Baguus, gitu dong bintang jangan abis kerja tidur lagi. Eh ini kan hari pertamamu masuk sekolah, emang masuknya jam berapa kalau nggk salah kamu bilang jam 6 harus datang kesekolahan guna mendalami ilmu perploncoan”, seru kakak perempuan bintang.
“Alaaaaaaaa…..emaaak, napa kakak baru bilang jam segini”, jawab bintang kaget sewaktu ingat kalau hari ini hari pertama masuk sekolah.
Bintang berlari menuju bak mandi sambil membawa ember yang menyisakan sedikit air itu. Tak peduli dengan jalanan yang mulai tergelincir air dia terus berlari menuju bak mandi. Tatapan mukanya melihat ke arah jam dinding
“Busyet jam 6.15”, kaget sewaktu melihat jam menghantam di titik 15.
Dia berlari dan berlari sampai akhirnya masuk ke kamar mandi. Dikunci pintu dan melucuti seluruh pakaian dia dengan tergesa gesa. Saat hendak menanggalkan celananya kakinya tersangkut yang menyebabkan dia jatuh
Brakkk, “Aww, sakit bener”.
Dengan menahan rasa sakit dan celananya yang udah tergores air dia tetap melucuti pakaiannya lalu mandi. Byar byur byar byur, suara dentingan air meratakan tubuh yang terselimut keringat. Dengan cepat kilat bintang mengakhiri dentingannya dan langsung memakai pakaian tadi yang tergores air.
Menuju kekamarnya dalam keadaan basah kuyup. Air air yang tersisa dibadannya membasahi baju yang kering. Ditutup pintu kamar serapat mungkin dan ganti pakaian seragam sekolah. Dengan pincang ia berdandan lalu pergi keluar hanya mengambil secomot roti. Tas dan perlengkapan lain yang sudah digendong saatnya dia berangkat ke sekolah.
(Bersambung.)

by : Achmed Junior
Read On 0 komentar

Bersinarlah Bintang Purnama Part 1

Sabtu, Mei 07, 2011
Pagi pagi sekali tak Nampak seekor ayam apalagi berani mengeluarkan suaranya didaerah itu. Maklum daerah itu sudah masuk dalam perkotaan. Angin berhembus ringan namun rasa dingin masih saja menyelimuti sedikit orang orang yang keluar dikampung itu.
Terdengar suara bukan kokokan ayam namun melengking tajam. “BINTANG!!!!, BANGUN BINTANG!!! Sudah subuh”. Suara itu datang dari rumah yang ukurannya tidak terlalu lebar dan juga lebih tidak mewah.
“Um….ngghhhhh, ok, aku bangun”, kata seorang pemuda yang mulai beranjak dari kamar tidurnya. Terlihat kamar yang isinya bercampur aduk ditinggalkan jua. Pemuda itu berjalan menuju ke bak mandi. Dengan mata sipit dan langkah yang semboyongan tanpa bersusah payah dia masuk ke kamar mandi itu.
Uweruweruweruwer, kolohkolohkolohkoloh,huaarrghcii, keluarlah semua isi setelah dia berkumur kumur. Setelah mengira bersih dia mulai berwudhlu. Hanya selang beberapa menit dia keluar dari kamar mandi dan menuju ke kamar tidur. Sholatlah ia dengan khusyuk.
Kira kira jam 6 pagi terdengar suara jeritan lagi. “BINTANG NI JAJAN SUDAH MATANG TOLONG DIANTAR SUDAH JAM 6”. Dengan wajah pucat kagetlah pemuda itu kalau dia tertidur setelah sholat. “Iya jalan”, teriaknya sambil berjalan menuju kesana.
Sampailah ia ketempat itu terlihat beberapa kompor yang menyala , wajan diatasnya yang berisi penuh dengan jajan yang sedang dimasak. Terlihat seorang wanita yang sudah terlihat tua duduk diantara kompor kompor itu bak nahkoda sedangkan seseorang yang menjerit tadi itu adalah seorang wanita yang lebih muda dari wanita nahkoda itu. Wanita yang muda itu duduk didepan jajan yang sudah matang.
“Ni buat mbah Marni dan yang ini buat mpok Siti sedangkan yang ini buat Bu Endang”, kata seorang wanita yang muda terhadap bintang.
“Ini, ini, ini, Ok. Ada lagi kak?”, Tanya bintang terhadap wanita muda itu.
“Udah itu dulu lainnya menyusul”, kata kakak bintang.
Seorang wanita yang tua itu menyeru “hati hati kalau nyebrang rel kereta lihat kiri kanan”.
“Ya bu”, jawab bintang kepada wanita yang sudah tua itu.
Bintang berjalan menghindari dapur itu. Kini dia mengarahkan kakinya ke pintu utama rumah singgasana peninggalan nenek moyang. Pintu itu dibuka dan “hmmmmmmm…….segaarr udara dipagi hari”, gumamnya dalam hati.
Terlihat di depan rumah sekelompok tanaman yang hendak berbunga namun kusam. Tanah tanah pijakan tanaman itu Nampak kehausan seperti terbakar bulan dimalam hari.
“Pasti kakak lupa menyiram sore hari jadi tanaman ini lesu dan tanahnya kebakaran sinar bulan”, gumamnya dalam hati.
“Kakak!!, tanamannya kering disiram ya”, teriaknya sambil menjauhi rumahnya.(Bersambung)

by : Achmed Junior
Read On 0 komentar

Adab Bersin dan Menguap menurut Islam

Kamis, Mei 05, 2011
Islam adalah agama yang lengkap lagi terperinci. Ini sememangnya satu kebenaran. Jika kita mengkaji Islam secara keseluruhan, akan kita temui bahawa Islam mencakupi pelbagai aspek kehidupan. Ia bukan agama ibadah sekadar sembahyang dan zikir, tetapi agama yang turut meliputi ekonomi, sosial, politik, peperangan dan sebagainya.


Menyentuh tentang kehidupan, dua aspek yang turut dicakupi oleh Islam ialah adab ketika menguap dan bersin.Dua perkara yang lazim berlaku kepada kita, tanpa disedari telah digariskan oleh Islam adab-adabnya.


Menguap dan bersin secara tidak langsung memiliki kaitan antara satu sama lain, iaitu berdasarkan hadis Rasulullah s.a.w. “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Maka apabila (seseorang) bersin, hendaklah dia memuji Allah (dengan mengucapkan alhamdulillah) dan merupakan kewajipan bagi setiap muslim (yang mendengar saudaranya bersin) untuk mendoakannya. Adapun menguap, maka ia tidak lain berasal dari syaitan. Tahanlah ia semampu mungkin dan apabila (seseorang menguap) berbunyi “Haaa” maka ketawalah syaitan.”
[Shahih al-Bukhari, hadis no: 6223]




Adab Menguap

Berdasarkan hadis di atas, dapat kita ketahui bahawa menguap adalah sesuatu yang berasal dari syaitan. Jika hendak dibandingkan dengan bersin, menguap adalah sesuatu yang tidak disukai oleh Allah s.w.t.. Sebabnya, menguap adalah isyarat pemikiran yang lalai, tumpul lagi dibuai perasaan mengantuk. Padahal seorang muslim hendaklah sentiasa cergas, tajam lagi peka. Dia hanya mengantuk apabila tiba waktu kebiasaannya untuk tidur. Oleh kerana itulah, Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani (852H) dalam kitabnya Fath al-Bari (jld. 10, ms. 628) mengemukakan sebuah riwayat dari para sahabat yang menerangkan bahawa mereka tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w. menguap sama sekali.


Akan tetapi jika kita benar-benar terpaksa menguap, maka adab yang pertama ialah jangan mengeluarkan sebarang bunyi. Janganlah mengeluarkan bunyi “Haaa”, “Uhhh” atau sebagainya. Bunyi-bunyi seperti ini disukai oleh syaitan sehingga mereka ketawa kepada orang yang mengeluarkannya ketika menguap.


Ketika menyusun kitab Shahihnya, Imam al-Bukhari (256H) meletakkan satu bab khas yang berjudul “Sifat iblis dan tenteranya”. Di bawah bab tersebut, beliau mengemukakan hadis yang menerangkan sifat iblis dan syaitan yang ketawa apabila mendengar orang yang menguap mengeluarkan bunyi “Haaa”. Hadis yang saya maksudkan ialah:


“Menguap adalah dari syaitan. Maka apabila seseorang kalian menguap, tahanlah sedaya mungkin kerana sesungguhnya apabila seseorang kalian menguap sambil berbunyi “Haaa” maka ketawalah syaitan”
[Shahih al-Bukhari, hadis no: 3289]


Adab kedua jika terpaksa menguap ialah menutup mulut dengan tangan. Jangan membiarkan mulut ternganga sehingga jelas ternampak “intan dan berlian” yang melekat di celah-celah gigi. Rasulullah s.a.w. mengajar kita: “Jika seseorang kalian menguap, maka tutuplah mulut dengan tangannya kerana sesungguhnya syaitan masuk (ke dalam mulut yang terbuka).”
[Shahih Muslim, hadis no: 2995]




Adab Bersin

Bersin adalah sesuatu yang disukai oleh Allah s.w.t. sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis yang pertama di atas. Di antara sebab ia disukai adalah, bersin membersihkan rongga hidung dan tekak dari habuk, debunga, bakteria dan apa-apa lain yang mungkin memenuhi rongga tersebut. Bersin juga adalah satu cara untuk sistem badan menyesuaikan diri dengan perbezaan cuaca yang berlaku secara mendadak. Oleh kerana itulah seseorang itu lazim bersin jika dia bergerak dari tempat yang sejuk kepada panas atau panas kepada sejuk. Bahkan seseorang itu juga akan bersin semata-mata dengan melihat kepada keterikan sinaran matahari.

Mengingatkan banyak kebaikan bersin, ditambahi dengan faktor bahawa ia adalah sesuatu yang disukai oleh Allah, seeorang itu dituntut untuk memuji Allah ketika bersin. Bacaan pujian tersebut ialah “Alhamdulillah ‘ala kulli hal” yang bermaksud
“Segala puji bagi Allah dalam segala sesuatu”


Pernah seorang lelaki bersin ketika berada di tepi Abdullah bin ‘Umar al-Khattab. Lalu lelaki tersebut berdoa: “Alhamdulillah, wassalamu ‘ala Rasulullah (Segala puji bagi Allah dan salam ke atas Rasulullah).” Berkata Abdullah bin ‘Umar: “Alhamdulillah, wassalamu ‘ala Rasulullah? Bukan begitu yang diajarkan kepada kami oleh Rasulullah s.a.w., (sebaliknya) baginda mengajar kami berdoa: Alhamdulillah ‘ala kulli hal (Segala puji bagi Allah dalam segala sesuatu).”
[Shahih Sunan al-Tirmizi, hadis no: 2738].


Seterusnya, apabila kita mendengar saudara kita yang bersin memuji Allah, hendaklah kita mendoakannya dengan berkata: “YarhamukalLah” yang bermaksud: “Semoga Allah merahmati kamu”. Kemudian bagi yang bersin, dia mendoakan kembali orang yang mendoakannya tadi dengan berkata: “YaghfirulLahu lana wa Lakum” yang bermaksud: “Semoga Allah mengampuni bagi kami dan bagi kalian”.
[Shahih al-Jami’ al-Shagheir, hadis no: 686]


Hikmah di sebalik semua ini ialah terjalinnya ikatan ukhuwah dan kasih sayang sesama umat Islam. Apabila kita mendoakan saudara kita yang bersin, dia akan merasa senang dengan kita. Seterusnya apabila dia mendoakan kita pula, kita pula akan merasa senang kepadanya. Hingga akhirnya terjalinlah ikatan ukhuwah dan kasih sayang semata-mata kerana bersin.


Seandainya orang yang bersin tidak memuji Allah, kita tidak dituntut mendoakannya. Pernah dua orang bersin berdekatan Rasulullah s.a.w., lalu baginda mendoakan seorang dan membiarkan seorang yang lain. Orang yang dibiarkan itu bertanya, mengapa baginda tidak mendoakannya? Baginda menjawab: “Orang itu memuji Allah (setelah bersin) manakala kamu tidak memuji Allah (setelah bersin).”
[Shahih al-Bukhari, hadis no: 6225]


Adab terakhir ketika bersin ialah menutup mulut dan hidung dengan tangan atau kain. Pada waktu yang sama hendaklah merendahkan muka dan suara. Jangan bersin sehingga menghamburkan air liur, bersin ke arah muka orang lain atau bersin dengan suara yang kuat. Abu Hurairah menerangkan adab Rasulullah s.a.w. ketika bersin: “Apabila Rasulullah s.a.w. bersin, baginda meletakkan tangannya atau bajunya ke atas mukanya (mulut dan hidung) sambil merendahkan (atau sambil menundukkan muka dan) suaranya.” [Shahih Sunan Abu Daud, hadis no: 5029]
Read On 0 komentar

Berlangganan Tulisan Via Email

Masukkan Emailmu Untuk Berlangganan Tulisan Terbaru :

Informasi

Bagi teman - teman yang mau jadi penulis, kontributor atau agregator blog ini. Silakan hubungi administrator di email mekar_rc@yahoo.co.id
Semua tulisan yang diterima oleh administrator akan di-review terlebih dahulu sebelum di-publish di Blog Mekar Redaksi Club ini.

Arsip Mekar


Rubrik

Pembaca Setia

Link Exchange


Tulisan Terbaru

Blogroll dan Banner


Pengunjung yang Online

SEO Stats



Komentar Terbaru

Ungu Box But Grey Online